(Ditulis kembali oleh Rifa Galindra (Iponk), volunteer Gerkatin Solo)
Sabtu malam tanggal 16 Juni 2012, untuk pertama kalinya gue secara langsung tanpa dikawal bodyguard dan Paspampres bisa ke cafe Balek-Kota untuk mengikuti rapat acara Pesta komunitas yang akan diadain di SoloSquare pada 18 – 20 Juni 2012.
Awalnya pas seorang pembawa acara sedang melakukan pembacaan susunan acara, ada seorang cewek berbadan mungil gunain bahasa isyarat tunarungu kepada cowok yang berbadan besar dan tambun (gerakannya sama kayak berita di TVRI dulu).
Gue bukannya merhatiiin apa yang diomongin si pembawa acara tapi malah merhatiin gerakan yang cewek itu buat.Pertama gue pikir ini adalah komunitas orang-orang normal untuk bisa belajar bahasa isyarat. Akhirnya gue coba dan beraniin deketin mereka. Gue ngobrol banyak dan di akhir perbincangan gue diundang untuk ikut ke Car Free Day pada minggu 17 Juni, karena pada hari itu mereka ngajarin bahasa isyarat ke masyarakat umum secara gratis.
Nama organisasinya GERKATIN (gerakan untuk kesejahteraan tuna tungu Indonesia) jadi anggota Gerkatin adalah orang-orang tuna-tungu yang terdaftar. Dan orang-orang normal yang ada dibalik Gerkatin itu adalah voulentir penerjemah yang dengan sukarela ngebantu dalam kegiatan-kegiatan yang anak-anak tunarungu lakukan. Tapi perlu jadi perhatian adalah anggota Gerkatin di solo ada sekitar 200an orang dan penerjemahnya kurang dari 10 orang. dan yang aktif banget mungkin 5 orang. Miris.
Guru terbaik dalam mengajarkan bahasa isyarat adalah tuna rungu itu sendiri, begitu pun untuk pertama kalinya gue langsung diajarin oleh tunarungu yang vokalnya masih ada, namanya Eky. Dia ngajarin gue banyak gerakan, dan semua huruf/alfabet yang gak gue hafal bisa hafal dengan sendirinya, mungkin karena niat gue untuk bisa terus tau gerakan bahasa isyarat, dan betapa bahagianya jika sudah bisa ngobrol dengan anak-anak tunarungu, apalagi bisa membuat mereka tertawa. (maak nyeeees rasanya)
Selama 3 hari berturut-turut gue ada di dekat anak-anak Tunarungu dimana mereka membuka stand belajar bahasa isyarat gratis di Solosquare, dan menjadi penerjemah dadakan pun gue lakuin untuk membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang orang normal tanyain. Menyenangkan dan itu menyenangkan banget.Saat sebelum mengenal anak-anak tunarungu ini gue lebih dulu mengenal kata sedih, ngeluh dan jarang bersyukur. Betapa malunya gue dengan mereka yang punya keterbatasan fisik tapi bisa ketawa, tapi gue yang memiliki fisik sehat diselimuti awan hitam.
Mereka yang gak bisa denger suara kicauan burung merdu, lagu-lagu yang menghentak dan hingar bingar dunia, tapi……………….. mereka mampu dan bisa ketawa lepas tanpa beban.
Melihat mereka nggak pernah ngeluh akan kekurangan fisik, berarti kita orang normal terlalu bodoh dan disayangkan kalo hidup hanya untuk ditangisi. Gagal terus jadi frustasi, stress dan sebagainya dari tekanan hidup akan bermunculan tapi hidup cuma 1 kali, dan terlalu singkat untuk terus ditangisi. Kita hidup memang punya dua pilihan : hidup sia-sia atau memberikan yang terbaik untuk dunia.
Anak-anak Tunarangu ngebantu gue dalam mengenal guna hidup di dunia. Banyak tulisan yang gak bakal mampu gue tulis disini, karena betapa berterima kasihnya gue bisa mengenal Gerkatin Solo dan berguna untuk teman-teman tunarungu. Terima kasih teman-teman Gerkatin, tawa kalian adalah senyumku, yang merupakan salah satu alasan dari banyak alasan hidup untuk terus selalu bersyukur kepada Allah S.W.T.
Menyukai ini:
Suka Memuat...
Terkait
since few months ago.. deeply of my heart want to know n learn abt sign language,,, me n my daughter really excited to search on google the way how to learn how to speak up about it… i want to learn or maybe i need a guidance or teacher whom able teach us (me n my daughter).. maybe the gerkatin have manual or somekind of VCD or something that enable us to learn it, kindly contact me..
thank you
Ratih
please learn sign language with link to http://isara.tv . We hope you can ‘speak’ to deaf fluently.
Cheers.