Bioskop Remaja Bersama Remaja di GKS Solo
Gerkatin Solo untuk pertama kalinya ikut terlibat dalam kegiatan video jalan Remaja baik dalam partisipasi produksi film maupun pemutaran video. Kali ini untuk pemutaran video , teman-teman tuna rungu dengan segala keterbatasannya akhirnya bisa mewujudkan pelaksanaan pemutaran video bisa berjalan dengan baik.
Dipilih tempat yang cocok diputar adalah Gedung Kesenian Solo, Sriwedari sebagai wadah bagi komunitas film untuk pemutaran filmnya. Tahun sebelumnya Komunitas Toelis juga pernah mengadakan bioskop remaja disini, dan tahun ini dibangkitkan kembali sebelum ada rencana merobohkan gedung GKS yang sangat dibutuhkan oleh komunitas muda untuk sarana aktualisasi diri.
Malam dinanti pun tiba, akhirnya semua pengunjung sudah terkumpul termasuk dari orang penting seperti Dinas Sosial , Disparta hadir menyaksikan acara ini. Dan tentu saja dari kalangan pendidik khususnya dari SLB pun datang yang menjadi sasaran dari kami untuk memberi semacam “teguran”. Karena video garapan kami “Kok Masih Ada” itu sarat dengan kritikan kepada kalangan pendidik. Tentu membuat panitia was-was, bila terjadi sesuatu. Sesuai dengan daftar hadir semua terkumpul 78 orang, suatu jumlah melebihi target yang ditetapkan oleh panitia yang semula 50 orang. Panitia membagikan brosur dan stiker berisi bahasa isyarat yang menjadi sarana tuna rungu untuk berkomunikasi dengan masyarakat. Pembukaan diawali dengan pelawak kocak dari Mojosongo untuk memberikan suasana segar di musim kemarau yang menyengat di malam hari. Acara inti dinanti pun tiba Gerkatin Solo memutar film 10 video dari 27 video, plus 1 film tambahan dari Gerkatin Solo “Katakan dengan Isyarat” karena mengingat waktu terbatas . Selama jeda video diselingi doorprize dengan host yang kocak plus gadis cantik datang darimana toh… panitia juga kaget dengan kehadiran host kece ini. Justru ini memberi kejutan buat panitia yang susah payah mempersiapkan diri, akhirnya fresh setelah nonton dagelan kocak ini.
Usai putar video dilanjutkan dengan diskusi bersama dipandu oleh moderator pak Sapto Nugroho dengan narasumber dari pakar pendidikan Ibu Maria dari MPPS (Masyarakat Peduli Pendidikan Surakarta) dan Ibu Nunung dari Kaukus Perempuan Surakarta adalah pakar remaja, plus Joko Narimo seorang seniman dari GKS yang tergabung dalam Matakaca memberikan wacana tentang film ini.
Yang paling membanggakan dari Gerkatin Solo adalah ada pengunjung yang berani mengajukan pertanyaan dikala sesi Tanya Jawab ini, adalah dua orang tuna rungu dengan percaya diri mengajukan pertanyaan. Hal ini tentu bisa menjadi awal mendorongnya tuna rungu untuk bisa berani berinteraksi dengan masyarakat.
Wacana dalam diskusi kebanyakan seputar pendidikan, perilaku remaja, dan pengenalan dunia tuna rungu yang selama ini pengunjung non –tuna rungu merasa kagum dan apresiatif dengan kegiatan-kegiatan yang positif yang bisa dilakukan oleh orang lain, seperti produksi film, event putar film ini.
Waktunya sudah menunjukkan hampir midnight ini, tetapi ada pengunjung ingin mengajukan sesuatu terpaksa kami tutup, suatu antusiasme yang luar biasa di Hari Remaja Internasional yang luar biasa.
Semoga pengalaman kegiatan Jalan Remaja ini memberikan wawasan bagi tuna rungu bisa berekspresi lebih bebas dan berkembang lebih baik .
Akhir kata kami dari Gerkatin Solo mempetisikan “Tolak Pendidikan Instan, Jangan Biarkan Siswa menjadi Taruhan Popularitas Sekolah!!!” dag dig dug duer Huria Remaja
Info lainnya: Timlo.net