Talkshow Isyarat berjalan menarik….
Seperti yang sudah dijadwalkan, hari Selasa 28 Juni 2011 Gerkatin Solo menggelar acra talkshow dengan tema “Mewujudkan komunikasi dan informasi yang aksesibel antara tuna rungu dan masyarakat melalui sosialisasi bahasa isyarat”. Acara ini terbilang cukup sukses dengan hadirnya 4 pembicara dari kalangan yang dekat atau terlibat dengan tuna rungu wicara , yaitu Suster Wahyu PMY dari PSIBK Yogyakarta, Ibu Dita Rukmini dari Gerkatin Pusat, Sumarsihono seorang pemerhati tuna rungu dari Yogyakarta, Alfeus dari PT Telkom yang menciptakan I-CHAT.
Pukul 9.30 acara dimulai dengan pembukaan dari Mohammad Isnaeni sebagai Koordinator Program kemudian dilanjutkan dengan pemutaran Film “Katakan dengan Isyarat” diperankan oleh Agus Jarwanto sebagai pengantar talkshow ini, juga diputar film lainnya.
Acara yang dinanti tiba. Keempat narasumber pun dipersilahkan moderator untuk menempati tempat yang sudah dipersiapkan. Satu persatu narasumber memberikan presentasi yang sesuai dengan kapasitas dan pengalamannya.
Bapak Alfeus mempresentasikan penggunaan I-CHAT suatu program yang bisa membantu tuna rungu wicara maupun masyarakat untuk belajar bahasa isyarat, dibandingkan metode konvensional yang membutuhkan teknis yang tidak gampang didapat. I-CHAT bisa digunakan secara offline maupun online. Jadi pengguna yang belum punya program bisa sempat belajar melalui alamat internet http://app.i-chat.web.id. Bagi yang ingin mempelajari lebih jauh sebaiknya menggunakan offline untuk belajar bahasa Isyarat.
Sumarsihono seharusnya diposisikan sebagai penerjemah isyarat tetapi karena pengalamannya bergelut dengan komunitas tuna rungu, maka kesempatan bagi mas Umar panggilan Sumarsihono untuk mempresentasikan keberadaan komunitas tuna rungu di Indonesia. Menurut pengalaman berbagi cerita dengan tuna rungu dari luar negeri ternyata sangat berbeda jauh dengan keadaan di Indonesia, anggapan mas Umar keadaan tuna rungu di Indonesia sama seperti 30 tahun lalu keadaan di Jepang atau negara maju yang lain. Keadaan ini lebih diperparah dengan adanya tuna rungu di daerah pelosok yang berusia sektiar 15 tahun belum mengenyam pendidikan baca dan tulis, keadaan ini mendorong mas Umar untuk bisa membimbing dan mendidik anak tuna rungu pelosok akhirnya mulai menampakkan perkembangan yang lebih baik.
Suster Wahyu PMY awalnya bekerja di Pusat Studi Individu Berkebutuhan Khusus (PSIBK) Yogyakarta suatu lembaga dibawah naungan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta mempresentasikan tentang pentingkah Isyarat digunakan bagi Masyarakat. Menurut suster Wahyu yang masih bekerja di SLB/B Dena Upakara Wonosobo bahasa Isyarat di Indonesia dianalogikan sebagai Bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu bangsa, dimana bahasa isyarat di Indonesia saat ini masih diperdebatkan karena belum adanya keseragaman, di beberapa daerah ditemukan menggunakan bahasa isyarat yang berbeda sampai pada saat kebijakan dari pemerintah tahun 1994 menerbitkan kamus SIBI untuk keseragaman bahasa Isyarat, tetapi hal ini tentu saja belum bisa diterima oleh masyarakat tuna rungu sendiri. Tuna rungu juga merancang kamus sendiri yang sampai saat ini masih dalam penelitian. Lepas dari itu pentingkah masyarakat belajar bahasa isyarat tergantung kepada situasi yang ada.
Ibu Dita dari Gerkatin Pusat, seorang tuna rungu yang senior mempresentasikan tentang polemik yang terjadi di kalangan tuna rungu dalam berbahasa isyarat, menceritakan pengalaman memperjuangkan bahasa isyarat yang dibuat oleh kalangan tuna rungu sendiri agar bisa mengekspresikan secara bebas tanpa ada intervensi dari non tuna rungu. Karena budaya bahasa isyarat adalah budayanya dari tuna rungu sendiri.
Pada acara tanya jawab inilah yang menjadi peristiwa yang menarik dimana pembicara menanggapi kehadiran peserta yang kebanyakan dari kalangan pemerintah yang tidak datang dianggap sebagai omong kosong. Juga ada ungkapan “mangkel” yang dialami peserta mengutarakan pengalamannya selama mengadvokasi pendidikan inklusi yang dianggap sekedar wacana saja, belum ada implementasi yang jelas.
Sebelum acara talkshow usai, Gerkatin Solo meluncurkan website yang menjadi sarana untuk menjembatani kebutuhan informasi bagi tuna rungu khususnya dan masyarakat umumnya. Silahkan mengunjungi alamat website www.gerkatinsolo.or.id