Akhirnya tuli siap untuk berubah sikap.
Gerkatin Solo kali mengadakan workshop yang baru pertama kali digelar untuk peserta yang berasal dari tuli, karena sebelumnya Gerkatin Solo sering mengundang non-tuli. Kali ini workshop bertajuk “Power of Deaf” dengan materi AMT (Achievement Motivtion Training) dan MO (Manajemen Organisasi) yang merupakan bagian dari proyek Gerkatin Solo yang disupport oleh DRF (Disability Rights Fund) digelar di daerah yang sesuai dengan tema dari workshop yaitu di daerah lembah gunung Lawu, Karangpandan lebih tepatnya di Wisma Inri yang berhawa sejuk. Dan disekitar tempat ini sangat cocok untuk dijadikan ajang uji keberanian bagi peserta yang akan digembleng. Kegiatan ini dilaksanakan selama 3 hari (18 – 20 Januari 2013) berlangsung sangat antusias dan kadang cukup melelahkan ini.
Peserta yang ikut berjumlah 29 orang kebanyakan berasal dari 7 kabupaten/kota Solo Raya yang menjadi sasaran proyek yaitu Solo, Sukoharjo, Boyolali, Karanganyar, Klaten, Sragen, bahkan yang terjauh Wonogiri. Komposisi peserta berlatar belakang pelajar, pekerja, pengusaha dengan usia kebanyakan muda. Diharapkan usai workshop ini peserta dapat menindaklanjuti dengan membangun dan memperkuat organisasi di masing-masing 7 kab/kota ini. Sehingga pemberdayaan bagi tuli yang selama ini selalu terkungkung bisa lepas dan bebas menentukan pilihan untuk memperjuangkan hak-haknya.
Yang terbilang istimewa dari workshop ini adalah adanya fasilitator dari tuli sendiri, tidak mempersiapkan fasilitator bukan tuli. Karena fasilitator non-tuli belum tentu tahu kebutuhan, cara komunikasi, dan kebudayaan khas tuli. Fasilitator yang tuli itu bukan sembarangan tuli, dia sudah malang melintang memfasilitasi baik bagi tuli maupun non-tuli di beberapa lembaga, selain itu juga sebagai narasumber untuk mengangkat budaya tuli. Dia adalah Galuh Sukmara Sujanto asli Banjarnegara menempuh pendidikan S2 di La Trobe University Australia. Selain dia ada fasilitator dari Inggris Nick Palfreyman, dia juga tuli tulen, saat ini sedang melakukan riset di Indonesia untuk menyelesaikan studi S3 di Inggris ini tentang bahasa isyarat.
Selama workshop ada adegan yang sangat mengharukan disaat peserta menyaksikan video inspirator Nick Vujicic yang tidak memiliki kaki dan tangan menjadi orang sukses. Peserta menjadi tersadar akan dirinya yang selama ini selalu dibencinya menjadi tuli. Akhirnya peserta bersiap untuk merubah dirinya untuk berpikir positif mengambil jalan untuk menentukan masa depan yang lebih baik. Dan tak lupa bersiap untuk menggalang komunitas dengan membentuk organisasi baru di masing-masing.