Semiloka hasilkan rekomendasi program untuk Bappeda
Gerkatin Solo melaksanakan Seminar dan Lokakarya (Semiloka) untuk mendorong pemerintah mengangkat isu-isu difabilitas khususnya tuna rungu wicara yang selama ini jarang dibicarakan. Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 23 Desember 2011 di Bale Tawangpraja, Kompleks Balaikota mengundang perwakilan instansi lintas SKPD yang terkait dan stakeholder dari masyarakat. Kegiatan ini terselenggara atas dukungan dari Handicap International Indonesia & Irish Aid.
Semiloka mengangkat tema ““Pengarusutamaan isu difabilitas khususnya tuna rungu wicara dalam program pembangunan dan kebijakan di pemerintah dan stakeholder Kota Surakarta dalam mengimplementasikan Perda no. 2/2008 Kesetaraan Difabel”
Pengarusutamaan isu-isu difabilitas harus dilakukan secara intensif kepada seluruh masyarakat dan pemerintah di Kota Surakarta baik melalui forum-forum FGD, musrenbangkot maupun pertemuan lainnya. Terkait dengan adanya dukungan kebijakan yang pro-difabel tersebut tentu tidak akan berjalan mulus tanpa ada adanya dukungan dari semua pihak termasuk pemerintah Kota Surakarta juga DPRD sebagai penerbit Perda tersebut.
Semiloka bertujuan untuk mewacanakan permasalahan yang terjadi pada komunitas tuna rungu wicara yang jarang terekspos di masyarakat. Dan sepak terjangnya program Gerkatin Solo yang memberikan kontribusai kepada program pemerintah untuk mengatasi masalah disabilitas khususnya tuna rungu wicara.
Adapun narasumber yang membawakan materi dalam kegiatan itu diantaranya, M. Ismail dari Gerkatin Solo mempresentasikan profil budaya tuna rungu wicara di mata masyarakat dan sepak terjangnya program Gerkatin Solo yang memberikan kontribusi kepada masyarakat dan pemerintah. Bapak Mohammad Rodhi , Wakil Ketua DPRD Kota Surakarta mempresentasikan perkembangan Perda no. 2 /2008 tentang Kesetaraan Difabel yang bertujuan untuk mengangkat hak-hak difabel dan implementasi-implementasi yang telah berjalan. Sedangkan pihak Bappeda yang sedianya mempresentasikan tidak bisa dilaksanakan karena masalah misskomunikasi yang terjadi antara kepala dengan staffnya.
Pada kegiatan lokakarya telah tersusun rekomendasi yang difasilitasi oleh Purwanti, Direktur InterAksi. Rekomendasi-rekomendasi yang telah dihasilkan meliputi 5 bidang yang akan diangkat yaitu, pendidikan, kesehatan, aksesibilitas, ekonomi, hukum dan perempuan & anak. Dari rekomendasi yang telah disusun tersebut rencananya akan diajukan ke Bappeda Kota Surakarta sebagai bagian dari perencanaan program Kota Surakarta yang nantinya akan dibahas pada proses perencanaan pembangunan berikutnya melalui FGD, musrenbangkot dan lain-lain. Untuk itu kita perlu pengawalan dari awal sampai tersusunnya program dari pemkot.